Untuk Sahabatku

Untuk Sahabatku,

Ketika mentari telah muncul dengan sinarnya yang tersenyum,

Kalian pun hadir menghiasi kehidupanku,

Ada sejuta rasa kau tebarkan dalam hatiku,

 

Untuk Sahabatku,

Kau punya hati dan akal,

Kau punya pikir dan pendapat,

Kau punya anggota tubuh yang bebas kau gerakkan,

 

Untuk Sahabatku,

Kemana akan kau bawa diriku,

Kemana akan kau tuntun diriku,

Kemana akan kau tempatkan aku,

 

Untuk Sahabatku,

Kau atau aku,

Siapa yang lebih dulu, pasti akan terjadi,

Apa yang akan kau tinggalkan untukku,

 

Untuk Sahabatku,

Bilakah kita bertemu lagi,

Disana apa kau akan ingat aku,

Apa kau akan ajak saya untuk tersenyum kembali

 

Untuk Sahabatku,

Ku ingin membawa senyuman itu disana,

Lebih indah melebihi cahaya bulan purnama,

 

Untuk Sahabatku,,

Jangan lelah mendengarkanku,

Jangan lihat siapa diriku,

Namun ijinkan aku memelukmu,

Hingga kita bisa tersenyum bersama disana.

 

Kategori:LAIN-LAIN, TAMSIL, TARGHIB

Menantimu sahabatku…saudaraku

September 3, 2014 12 komentar

Ketika manusia terlahir ke dunia ini, tangisan sosok mungil yang hadir meramaikan suasana.

Semua keluarga yang hadir ketika mendengar suara tangisnya tidak ada yang merasa sedih bahkan mereka semua senang.

Tapi tahukah bayi itu menangis membutuhkan bantuan karena kelak dia akan mengarungi kehidupan ini untuk diuji.

Tahun berganti tahun…bayi itu telah tumbuh dewasa…

Tapi ketahuilah sahabatku…dalam hati mereka akan senantiasa tersimpan air mata itu…

Sungguh saudaraku…ditengah kemaksiatan yang telah mereka lakukan…ada air mata yang tersimpan untuk membasuh hati yang telah kelam.

Sebagaimana sosok mungil ketika hadir ke dunia, tangan yang penuh kasih sayang meraih mereka, pandangan yang merindukan dan menyejukkan memeluknya….

Saudaraku…sebagaimana tangisan bayi ketika terlahir yang menyenangkan keluarga mereka, maka tangisan mereka yang telah terjatuh dalam lumpur kemaksiatan untuk bertaubat akan menyenangkan kalian semua.

Sahabatku…engkau yang telah bermandikan cahaya hidayah…engkau yang telah memegang petunjuk kehidupan…

Tengoklah dan datangilah mereka yang tenggelam dalam lautan kemaksiatan….

Sebagaimana keluarga yang mendapatkan kabar bahwa istri/ibu/saudari mereka akan melahirkan…maka keluarganya akan berusaha dengan segenap tenaga membantunya, menemaninya…perasaan mereka akan selalu berharapkan keselamatan ibu dan bayinya…keluarga mereka menunggu dengan perasaan tidak tenang, gelisah dan kecemasan…

Maka sahabatku dan saudaraku berapa banyak kabar yang telah kau dengar, berapa banyak kabar yang kau baca, dan berapa banyak kabar yang kau lihat…terhadap mereka yang telah jauh dari agama, mereka yang telah dilalaikan oleh dunia, mereka yang telah salah memahami kehidupan, mereka yang telah putus asa dengan masalah mereka, mereka yang telah mengambil keputusan untuk meninggalkan agama, mereka yang telah kalah oleh hawa nafsu mereka, mereka yang telah ditelan kekayaan, mereka yang telah kehilangan arah, mereka yang telah melukai diri mereka, mereka yang telah termakan angan-angan…..

Apabila kau datangi mereka, kau raih mereka sebagaimana keluarga yang menantikan tangisan seorang bayi….maka mereka akan merasakan kehangatan kasih sayang, akan mendapatkan secercah cahaya kehidupan…setetes embun penyejuk hati….noda-noda hitam yang telah memenjarakan air mata mereka akan gugur satu persatu..hingga saat itu air mata mereka yang telah tersimpan dalam hati mereka akan keluar dan membasahi hati mereka yang kering….kesejukan akan mengalir dalam darah mereka, menuju jantung kehidupan yang berdetak dengan penuh harapan kebaikan…

Muliakanlah mereka, datangilah mereka…bersabarlah dalam menjaga mereka, jangan pernah kau lepaskan mereka…jangan kau hina mereka….jangan kau memandang dengan pandangan mata yang tajam….

Bergeraklah sahabatku, bawalah perasaan Rasulullah dalam hatimu….yang ingin senantiasa semua manusia selamat dunia dan akhirat…Baik itu keluarga Rasulullah ataupun musuh Rasulullah…Rasulullah senantiasa berdoa akan hidayah untuk mereka…Kesedihan Rasulullah begitu dalam ketika manusia mati tanpa iman, dan kesenangan Rasulullah ketika manusia mendapatkan keimanan dan meninggal dalam ketaatan…

Jangan duduk saja saudaraku, satu orang yahudi meninggal tanpa iman membuat Rasulullah sedih dan menangis…lalu bagaimana apabila 10, 100,10000 atau 5 milyar manusia meninggalkan dunia tanpa iman…Bagaimana perasaan Rasulullah…

Kita semua punya kesibukan dan kegiatan dalam kehidupan kita, namun luangkanlah waktu untuk mereka, karena maut tidak akan menunggu engkau untuk mendatangi mereka…kalau tidak bisa seumur hidup untuk mendatangi mereka, luangkanlah setahun , atau setengah tahun, atau 4 bulan, atau 40 hari atau 3 hari atau 2,5 jam dlm sehari…atau berapapun yang kamu sediakan waktu itu….

Sungguh hati mereka yang telah bermaksiat ingin mendengarkan nasihat yang membukakan pintu-pintu yang telah tertutup dalam hati mereka.

Jangan terlambat sahabatku….bersabarlah dengan mereka, maafkanlah mereka, khusnudzon kepada mereka, lemah lembutlah kepada mereka dan doakanlah mereka…keluarkanlah air matamu dalam kesunyian untuk memancing air mata mereka…

kedatanganmu senantiasa akan dirindukan oleh mereka…

Heart will always heard heart, language of  da’wah is your heart…

They don’t understand what are you talking, but their heart will understand your heart….

Come n join then spread to whole world at ijtima Cikampek September 21, 22, and 23..at 2014

Bring heart of Rasulullah and spread those heart to your brother, your friend,your family, your parents, your neighborhood, your students, your teachers, your enemy, to all mankind…move like the rain, and give like the sun…

Yaa Allah…jadikanlah hati kami seperti hati Rasulullah yang menyayangi umat, yang merindukan umat, yang menangisi umat.

Yaa Allah…gerakkanlah diri kami dengan membawa hati Rasulullah menjumpai umat..

Yaa Allah… jadikanlah wajah kami, pandangan mata kami yang menyalurkan hati Rasulullah kepada setiap manusia yang kami jumpai..

Yaa Allah…kami lemah dan tak berdaya…tanpa rahmatku kami akan hina..

Yaa Allah…ampunilah dosa kami yang telah melalaikan hati kami…

Yaa Allah…pilihlah kami untuk membawa hati Rasulullah dalam hati kami..Aamiin Yaa robbal ‘Aalamiin…

 

Hope it become my story too

Masya Allah..Allahu Akbar..Subhanallah..
Bayan Maghrib…Jamaah Mesir…:
Menceritakan kisah pengorbanan keluarga nabi ibrohim as, yang ditinggal bertahun-tahun oleh nabi ibrohim as untuk dakwah, namun Allah jaga dan didik keluarga nabi ibrohim as.
Amsaina ‘alaa fitrotil islaami, wa kalimatil ikhlaasi, wa ‘alaa diini nabiyyinaa muhammadin SAW, wa ‘alaa millati ibroohiima hanifan wa maa kaana minal musyrikiin.
——————————————————————————————————————————————
Lepas hayatussahabah Allah tunjukkan salah satu contoh pengorbanan yang hampir sama, secara langsung. Bertemu dengan Abu Umair beserta anaknya si umair.
Dulu pertama kali jumpa,ketika sedang keluar di jalan Allah selama 20 hari thn 2006 di depok sekitar kampus UI dan sedang gerak di masjid tempat Abu umair tinggal. Waktu itu Umair umurnya sekitar 4 tahun, sekarang dah gede …(lihat anaknya da’i kok gemes ya apalagi kalau anaknya pakai gamis atau jubah dan berpeci atau bersurban, ingin memeluknya, menciumnya dan dibawa pulang..hehehehe). Waktu ketemu di rumahnya ketika itu, biasa kami ingin tahu bagaimana pendidikan iman seorang anak da’i, maka kami tanyakan pertanyaan sederhana secara langsung kepada si umair (coba tanyakan kepada anak sendiri dan anak tetangga bagaimana jawabannya). Ini hasil Tanya jawab dengan Umair.
K : siapa yang beri makan umair ?
U: Allah.
K: siapa yang beri baju Umair ?
U: Allah.
K: siapa yang beri uang Umair ?
U: Allah.
K: siapa yang ciptakan Umair ?
U: Allah.
Masya Allah..Umair sudah dididik dengan benar atas pelajaran imannya, dan perlu diketahui Abu Umair tiap tahun tinggalkan keluarganya keluar di jalan Allah selama 4 bulan, tiap bulan minimal 3 hari, tiap hari minimal 2,5 jam.
Kembali di malam markas kemarin lihat Umair yang tumbuh tampan dan besar seperti abinya(ya pasti mirip abinya lah masak mirip saya) hati ini jadi senang sekali, terasa sejuk melihat mereka.
Bang Ali cerita, waktu makan satu nampan dengan Abu Umair dan si Umair, Abu Umair bicara dan berpesan kepada si Umair.
Abu umair : gimana umair, nikmat kan makan dengan berjamaah?
Umair : iya bi, nikmat.
Abu Umair : Umair, nanti kalau abi meninggal dunia Umair jgn putus hubungan dengan markas ya.
Umair : iya bi.
Kemudian saya pun letakkan alas tidur di samping alas tidur Umair, sambil mijitin kaki si Umair dikit-dikit(hehehe). Selepas itu menjelang mau tidur, Abu Umair berbicara kepada Umair .
Abu Umair : Umair, dunia ini sementara akhirat selama-lamanya, manusia ini akan meninggalkan dunia, dan persinggahan pertama manusia yaitu alam kubur. Ketika meninggal dunia manusia tidak membawa harta, rumah, kendaraan, pangkat, jabatan dsb. Tapi yang di bawa adalah iman dan amal sholih, maka Umair harus berjuang agar memiliki iman dan amal sholih sebanyak-banyaknya.
Umair : Iya bi, (kemudian Umair tanya), Bi itu orang-orang yang tidur di lantai atas siapa bi ?
Abu Umair : Oh itu, yang di lantai dua, itu tempat orang-orang yang mau keluar di jalan Allah selama 4 bulan, Umair nanti juga keluar di jalan Allah selama 4 bulan ya…
Umair : iya bi, kalau abi kapan mau keluar 4 bulan lagi? (hehehehe abinya di taskil padahal Abu Umair itu baru pulang sekitar 3 mingguan dari keluar di jalan Allah selama 4 bulan)
Masya Allah…hati ini mendengar pembicaraan seorang ayah yang da’i dan anaknya, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Kemudian jadi ingat juga sama cerita pak Agus Cipagalo. Pak Agus katakan sesungguhnya mereka yang mencaci kita, menentang kita, begitu melihat tingkah laku atau kehidupan anak2 kita itu mereka merasa iri, karena melihat sopan santun anak kita, ketaatan anak kita, ibadah anak kita, mereka tidak bisa memungkiri bahwa mereka juga ingin seperti kita. Pak Agus ceritakan, suatu ketika anaknya yang masih umur 5 tahun diajak bibinya pergi untuk belanja. Ajiib, ketika adzan anaknya ngotot minta mau sholat dulu di masjid, tapi bibinya(yang belum paham agama) bilang ngotot kamu ini masih kecil gak apa2 sholatnya nanti aja…tapi ajiiibbb anaknya malah nangis sejadi-jadinya pengin sholat berjamaah, akhirnya dengan terpaksa bibinya ngantar dulu ke masjid. Subhanallaah
Semoga Allah SWT, berikan kita semua keturunan yang sholih yang siap untuk menjaga sholat dan keluar di jalan Allah. Sebagaimana do’a nabi ibrohim.
Robbi habli minassholihiin. Robbij’alnii muqiimassholaati wa min dzurriyyatii robbanaa wa taqobbal du’aaaa’.

Kategori:LAPORAN DA'WAH

Hari raya yang selama-lamanya

Pada malam hari raya idul fitri banyak rumah-rumah yang penuh dengan makanan,
anak-anak memakai baju baru, kecuali seorang anak yang ayahnya sedang keluar di jalan Allah.
Anak itu berkata kepada ibunya, wahai ibu dimana ayah, kenapa tidak ada baju baru, kenapa tidak ada makanan. Mendengar pertanyaan anaknya, sang ibu kemudian sholat 2 rakaat, tapi bukan untuk meminta makanan ataupun baju baru, tapi meminta kepada Allah jawaban yang tepat untuk anaknya. Selesai sholat dan berdoa anaknya dipanggil.
Wahai anakku ketahuilah hari ini teman2mu merayakan hari raya mungkin 2 atau 3 hari saja tapi ayahmu sedang mencari hari raya yang selama-lamanya.
Wahai anakku ketahuilah makanan yang dimakan teman2mu mungkin 2 atau 3 hari akan habis atau akan basi tapi ayahmu sedang mencari makanan yang tidak pernah habis dan tidak pernah basi selama-lamanya.
Wahai anakku ketahuilah baju-baju baru yang teman2mu kenakan mungkin 3 atau 4 bulan akan lusuh tetapi ayahmu sedang mencari baju yang tidak pernah lusuh selama-lamanya.
Sang anak bertanya ” dimanakah itu ibu?”, sang ibu menjawab di surgaNya Allah SWT.
Maka sang anak berlari keluar rumah mengatakan pada teman2nya, wahai teman2 ayahku punya hari raya yang selama-lamanya, punya makanan yang tidak akan pernah basi atau habis, punya baju yang tidak akan pernah lusuh.
Maka teman2nya bertanya “dimana itu?” jawabnya di surga Allah SWT.
Maka teman2nya pulang kepada ayah-ayahnya dan berkata “ayah kami tidak mau hari raya 2 atau 3 hari tapi selama-lamanya, kami tidak mau makanan yang cepat basi tapi yang tidak pernah basi, kami mau baju yang tidak pernah usang?”
Ayah mereka bertanya “dari mana ini kalian dapat seperti ini?” kata mereka itu anak yang ayahnya sedang keluar di jalan Allah. Akhirnya satu kampung keluar di jalan Allah. (true story from ustadz adrian)

Kategori:LAPORAN DA'WAH

Zuhud

November 4, 2009 2 komentar

Aku tahu, rezekiku….
Tak mungkin diambil orang lain
Karenanya, hatiku tenang

Aku tahu, amal-amalku…
Tak mungkin dilakukan orang lain
Maka aku akan sibukkan diriku untuk beramal

Aku tahu, Allah selalu melihatku
Karenanya, aku malu bila Allah..
Mendapatiku melakukan maksiat

Aku tahu, kematianku menantiku
Maka aku persiapkan bekal untuk..
berjumpa dengan Rabb-ku…

(Hasan Al Basri)

Kategori:MUDZAKAROH